Sulit untuk memulai tulisan ini, karena ku ingin tulisan ini
terlihat beda, menarik, amazing. Tulisan ini merupakan pengalaman yang sangat
mengesankan, terdengar berlebihan memang, namun itu yang terasa. Entah dari
mana harus dimulainya tulisan ini. Cerita yang mana yang ingin dijadikan sebuah
pembuka tulisan ini. Belum terpikirkan.
Kemerdekaan. 17 Agustus 1945. Hari dimana Indonesia
menyatakan kemeredekaannya. Memberikan hadiah untuk kepada para pahlawan bahwa
perjuangannya tidak berakhir sia – sia. Mungkin kami adalah salah satu alasan
mereka berjuang. Menyelamatkan bayi yang sudah lahir maupun belum. Pernakah kalian
berpikir seperti itu? Bahwa mereka berjuang bukan hanya untuk orang Indonesia
saat itu tapi juga saat ini? Secara pribadi gua ga kepikiran tapi setelah
membaca buku Larasati karangan Pramoedya Ananta Toer, gua jadi memikirkan hal
itu. Terima kasih Pahlawanku. Seutuh hormat ku berikan untukmu.
Kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya sudah pasti dirayakan,
dirayakan dengan cara yang berbeda beda tentunya. Setiap lingkungan punya ide uniknya
untuk merayakan hari kemerdekaan. Tahun ini lingkungan rumah gua juga ikut
merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Di lingkungan rumah gua merayakannya dengan
membuat berbagai lomba yang ditujukan untuk menghibur anak – anak dan ibu –
ibu. Dibentuklah sebuah panitia untuk membantu acara tersebut.
Pembentukan panitia yang sederhana dan unik menurut gua saat
hanya dua – tiga orang yang memikirkan konsep kecil acara sampe akhirnya ada
beberapa orang akhirnya ikut bergabung untuk menjadi panitia. Dihari pertama
kita ngumpul gua inget gua lagi pake kemeja yang saat tulisan ini ditulis gua
memakainya. Kami berkumpul setelah Isya di rumah Bapak RT tercinta. Saat ada
beberapa orang yang ngumpul kita mulai membagi struktur kepanitiannya dimulai
dari ketua. Ini unik. Dari beberapa orang yang udah kumpul kami gapunya seorang
laki – laki yang bisa dijadikan sebagai ketua yang bisa bertanggung jawab dan
mengkoordinir dengan baik. Ada laki – laki tapi tidak termasuk dalam kriteria. Sampai
akhirnya ada anak perempuan yang gua tunjuk dan gua komporin untuk jadi ketua
dan untung nya dia mengiyakan, dia Irsalina Annisa. Setelah Ketua sudah terisi
dengan sebuah nama maka semua bagian terasa mudah untuk terisi. Sambi mengisi
bagian yang kosong ada anak laki – laki yang agak brandal dikit lah. Adjie
Kurniawan. Dia memberikan ide untuk mengajak seorang anak laki - laki lain. Alamsyah Nur Pratama. Gua tau
anak itu sebagian orang disana pun mengenal dia. Setelah kita setuju dengan
idenya Adjie, dia langsung menjemputnya.
Setelah dijemput dan dia masuk rumah Pak RT langsung ada yang ngomong “Lam
bodo amat lu ketua.” Sedikit terdengar seperti paksaan atau memang paksaan,
perempuan yang memaksa itu adalah Mughi
Suci Rahayu. Sepertinya tanpa menjawab Ia mengiyakan untuk menjadi ketua haha. Pemilihan
ketua yang unik. Saat itu yang ikut berkumpul Nindy Cahyani Haditia, Adjie
Kurniawan, Mughi Suci Rahayu, Irsalina Annisa, Elysa Venorica, Rifai, Alamsyah
Nur Pratama, Dara (untuk Dara gua gatau nama lengkapnya, maaf untuk itu)
Kami mulai sering berumpul dari H-seminggu merundingkan apa yang
kurang untuk acara kami biasanya ngumpul sampe jam 12 an keatas. Dari malam ke
malam ga ada yang libur buat ngumpul. Sampai akhirnya H-1 acara. Gua sedikit
atau mungkin banyak telat dateng karena gua harus jenguk temen gua yang lagi
sakit di rumahnya. Jadi ga teralalu mengetahui apa yang mereka lakukan dari
sejak berkumpul yang jelas sih mereka dekorasi lapangan untuk acara. Sebenernya
kita ada kendala di tendanya, ga sesuai ekspetasi karna masih ada bagian
lapangan yang masih kena sinar matahari tapi itu bukan masalah, malah berterima
kasih untuk Pak RT dan tim yang ingin membangun tenda untuk acara ini. Gua sedikit
seneng sih waktu H-1 acara karna orang orang yang jarang ngumpul ternyata ikut
bantu dan ngumpul buat acara. Di malam itu juga kita review acara untuk besok
diingetin lagi apa yang harus dilakukan saat acara. Kita juga ngebahas
konsekuensi untuk yang datang telat, agak sedikit ga terima sih saat faktanya
ga semua yang telat jalanin konsekuensi, tapi yasudahlah itu kewajiban mereka
kalo ga ngejalani ya urusan mereka.
Jujur aja untuk acara ini gua sempet underestimate, karna
pengalaman tahun lalu yang... begitulah. Di hari H acara, pagi pagi sebenernya
agak kesel sih ternyata pada telat semua. Nah disaat ini juga gua udah
underestimate sama acara ini. Tapi ternyata...
Di pagi acara kita masih sibuk buat dekor lapangan yang
belum kelar sambi nunggu yang belum pada dateng. Panitia yang dateng ada 12
orang Nindy Cahyani Haditia, Adjie Kurniawan, Mughi Suci Rahayu, Irsalina
Annisa, Elysa Venorica, Rifai, Alamsyah Nur Pratama, Taufik Arohman, Fairuz
Akmal, Havifah, Andini Nurbaiti Rumanga. Setelah itu kita briefing dan doa
semoga acara hari ini lancar dengan begitu mulus ga lupa juga tos tosan biar
lebih semangat. Pendaftaran pun di buka, anak anak sudah ramai. Mereka sudah
baris dengan tertib. Saat daftar anak tersebut akan diberikan snack sarapan
pagi, kupon makan siang dan kartu lomba. Untuk lomba tahun ini kita pake sistem
yang beda, yang keren, yang ngebuat lomba lebih tertib. Ini bener bener guna banget,
ngaruh banget, wow banget, pokoknya T O P B G T. Mungkin cuma di acara ini doang ada sistem yang bagus gini, Runtutan acara semua pun
berjalan dengan lancar dari barisin anak anak buat nyanyi Indonesia Raya,
sambutan ketua pelaksana, ngejelasin sistem lomba sampai doa.
Lomba pun di mulai. Disini gua bener bener kewalahan sama
perkap lomba tapi kebantu banget sama pj perkapnya dan beruntung nya pj perkap nya
ikut ngebantu dalam menjelaskan lomba sangat sangat membantu, terima kasih
Adjie. Lomba puzzle bener bener
tenggelem karna kerendem sama lomba lempar bola sama lomba lari kelereng, tapi
tetep aja puzzle kelar duluan. Setelah itu lomba berjalan begitu cepat dari
rundown yang di buat. Keren. Pokoknya acara berjalan lancar banget dari lomba
anak anak walopun ada yang luka itu diluar ekspetasi kita, lomba ibu ibu yang
lebih meriah sampe pembagian hadiah semua lancar jaya sentosa. Acara ini juga
surplus, greget!
Dari acara ini gua belajar kalo Cuma butuh beberapa tiang
yang kokoh agar bisa bangun rumah yang cantik, dengan acara ini juga ngebuktiin
gua kalo kualitas itu emang lebih baik dari kuantitas, dengan acara ini pula
gua tau kalo kata ‘jangan’ tidak bersahabat baik dengan otak anak kecil, dari
kata “jangan ilang ya dek kuponnya” diganti jadi “jaga baik baik ya dek
kuponnya” , dengan acara ini juga gua
tau kalo komunikasi itu penting, dengan acara ini juga gua belajar berani
ngambil keputusan, dari acara ini pula gua belajar kalo anak sd itu lebih susah
diatur dari anak 3 – 5 tahun, dari acara ini pula gua belajar bahwa hasil ga
bakal bohongin proses atau usaha. Semangat terus untuk kita, Karang Taruna
RT.01, semoga kita bisa jalanin acara bareng lagi, terus jaga komunikasi
gaiz, terima kasih untuk semuanya!
0 komentar:
Posting Komentar