Senin, 04 September 2017

Agustusan



Sulit untuk memulai tulisan ini, karena ku ingin tulisan ini terlihat beda, menarik, amazing. Tulisan ini merupakan pengalaman yang sangat mengesankan, terdengar berlebihan memang, namun itu yang terasa. Entah dari mana harus dimulainya tulisan ini. Cerita yang mana yang ingin dijadikan sebuah pembuka tulisan ini. Belum terpikirkan.

Kemerdekaan. 17 Agustus 1945. Hari dimana Indonesia menyatakan kemeredekaannya. Memberikan hadiah untuk kepada para pahlawan bahwa perjuangannya tidak berakhir sia – sia. Mungkin kami adalah salah satu alasan mereka berjuang. Menyelamatkan bayi yang sudah lahir maupun belum. Pernakah kalian berpikir seperti itu? Bahwa mereka berjuang bukan hanya untuk orang Indonesia saat itu tapi juga saat ini? Secara pribadi gua ga kepikiran tapi setelah membaca buku Larasati karangan Pramoedya Ananta Toer, gua jadi memikirkan hal itu. Terima kasih Pahlawanku. Seutuh hormat ku berikan untukmu.

Kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya sudah pasti dirayakan, dirayakan dengan cara yang berbeda beda tentunya. Setiap lingkungan punya ide uniknya untuk merayakan hari kemerdekaan. Tahun ini lingkungan rumah gua juga ikut merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Di lingkungan rumah gua merayakannya dengan membuat berbagai lomba yang ditujukan untuk menghibur anak – anak dan ibu – ibu. Dibentuklah sebuah panitia untuk membantu acara tersebut.

Pembentukan panitia yang sederhana dan unik menurut gua saat hanya dua – tiga orang yang memikirkan konsep kecil acara sampe akhirnya ada beberapa orang akhirnya ikut bergabung untuk menjadi panitia. Dihari pertama kita ngumpul gua inget gua lagi pake kemeja yang saat tulisan ini ditulis gua memakainya. Kami berkumpul setelah Isya di rumah Bapak RT tercinta. Saat ada beberapa orang yang ngumpul kita mulai membagi struktur kepanitiannya dimulai dari ketua. Ini unik. Dari beberapa orang yang udah kumpul kami gapunya seorang laki – laki yang bisa dijadikan sebagai ketua yang bisa bertanggung jawab dan mengkoordinir dengan baik. Ada laki – laki tapi tidak termasuk dalam kriteria. Sampai akhirnya ada anak perempuan yang gua tunjuk dan gua komporin untuk jadi ketua dan untung nya dia mengiyakan, dia Irsalina Annisa. Setelah Ketua sudah terisi dengan sebuah nama maka semua bagian terasa mudah untuk terisi. Sambi mengisi bagian yang kosong ada anak laki – laki yang agak brandal dikit lah. Adjie Kurniawan. Dia memberikan ide untuk mengajak seorang anak laki  - laki lain. Alamsyah Nur Pratama. Gua tau anak itu sebagian orang disana pun mengenal dia. Setelah kita setuju dengan idenya Adjie, dia langsung menjemputnya.  Setelah dijemput dan dia masuk rumah Pak RT langsung ada yang ngomong “Lam bodo amat lu ketua.” Sedikit terdengar seperti paksaan atau memang paksaan, perempuan  yang memaksa itu adalah Mughi Suci Rahayu. Sepertinya tanpa menjawab Ia mengiyakan untuk menjadi ketua haha. Pemilihan ketua yang unik. Saat itu yang ikut berkumpul Nindy Cahyani Haditia, Adjie Kurniawan, Mughi Suci Rahayu, Irsalina Annisa, Elysa Venorica, Rifai, Alamsyah Nur Pratama, Dara (untuk Dara gua gatau nama lengkapnya, maaf untuk itu)

Kami mulai sering berumpul dari H-seminggu merundingkan apa yang kurang untuk acara kami biasanya ngumpul sampe jam 12 an keatas. Dari malam ke malam ga ada yang libur buat ngumpul. Sampai akhirnya H-1 acara. Gua sedikit atau mungkin banyak telat dateng karena gua harus jenguk temen gua yang lagi sakit di rumahnya. Jadi ga teralalu mengetahui apa yang mereka lakukan dari sejak berkumpul yang jelas sih mereka dekorasi lapangan untuk acara. Sebenernya kita ada kendala di tendanya, ga sesuai ekspetasi karna masih ada bagian lapangan yang masih kena sinar matahari tapi itu bukan masalah, malah berterima kasih untuk Pak RT dan tim yang ingin membangun tenda untuk acara ini. Gua sedikit seneng sih waktu H-1 acara karna orang orang yang jarang ngumpul ternyata ikut bantu dan ngumpul buat acara. Di malam itu juga kita review acara untuk besok diingetin lagi apa yang harus dilakukan saat acara. Kita juga ngebahas konsekuensi untuk yang datang telat, agak sedikit ga terima sih saat faktanya ga semua yang telat jalanin konsekuensi, tapi yasudahlah itu kewajiban mereka kalo ga ngejalani ya urusan mereka.
Jujur aja untuk acara ini gua sempet underestimate, karna pengalaman tahun lalu yang... begitulah. Di hari H acara, pagi pagi sebenernya agak kesel sih ternyata pada telat semua. Nah disaat ini juga gua udah underestimate sama acara ini. Tapi ternyata...

Di pagi acara kita masih sibuk buat dekor lapangan yang belum kelar sambi nunggu yang belum pada dateng. Panitia yang dateng ada 12 orang Nindy Cahyani Haditia, Adjie Kurniawan, Mughi Suci Rahayu, Irsalina Annisa, Elysa Venorica, Rifai, Alamsyah Nur Pratama, Taufik Arohman, Fairuz Akmal, Havifah, Andini Nurbaiti Rumanga. Setelah itu kita briefing dan doa semoga acara hari ini lancar dengan begitu mulus ga lupa juga tos tosan biar lebih semangat. Pendaftaran pun di buka, anak anak sudah ramai. Mereka sudah baris dengan tertib. Saat daftar anak tersebut akan diberikan snack sarapan pagi, kupon makan siang dan kartu lomba. Untuk lomba tahun ini kita pake sistem yang beda, yang keren, yang ngebuat lomba lebih tertib. Ini bener bener guna banget, ngaruh banget, wow banget, pokoknya T O P B G T. Mungkin cuma di acara ini doang ada sistem yang bagus gini, Runtutan acara semua pun berjalan dengan lancar dari barisin anak anak buat nyanyi Indonesia Raya, sambutan ketua pelaksana, ngejelasin sistem lomba sampai doa.

Lomba pun di mulai. Disini gua bener bener kewalahan sama perkap lomba tapi kebantu banget sama pj perkapnya dan beruntung nya pj perkap nya ikut ngebantu dalam menjelaskan lomba sangat sangat membantu, terima kasih Adjie.  Lomba puzzle bener bener tenggelem karna kerendem sama lomba lempar bola sama lomba lari kelereng, tapi tetep aja puzzle kelar duluan. Setelah itu lomba berjalan begitu cepat dari rundown yang di buat. Keren. Pokoknya acara berjalan lancar banget dari lomba anak anak walopun ada yang luka itu diluar ekspetasi kita, lomba ibu ibu yang lebih meriah sampe pembagian hadiah semua lancar jaya sentosa. Acara ini juga surplus, greget!

Dari acara ini gua belajar kalo Cuma butuh beberapa tiang yang kokoh agar bisa bangun rumah yang cantik, dengan acara ini juga ngebuktiin gua kalo kualitas itu emang lebih baik dari kuantitas, dengan acara ini pula gua tau kalo kata ‘jangan’ tidak bersahabat baik dengan otak anak kecil, dari kata “jangan ilang ya dek kuponnya” diganti jadi “jaga baik baik ya dek kuponnya” , dengan  acara ini juga gua tau kalo komunikasi itu penting, dengan acara ini juga gua belajar berani ngambil keputusan, dari acara ini pula gua belajar kalo anak sd itu lebih susah diatur dari anak 3 – 5 tahun, dari acara ini pula gua belajar bahwa hasil ga bakal bohongin proses atau usaha. Semangat terus untuk kita, Karang Taruna RT.01, semoga kita bisa jalanin acara bareng lagi, terus jaga komunikasi gaiz,  terima kasih untuk semuanya!


0 komentar:

Posting Komentar