Setiap hari hati memanas, setiap hari pula hati terenyuh.
Terenyuh menangisi api yang tak kunjung padam.
Terenyuh menangisi api yang tak kunjung padam.
Kali ini bukan lagi mulut yang berbicara, melainkan air mata yang berucap.
Entah, sudah berapa banyak air mata yang terucap.
Entah, sudah berapa banyak air mata yang terucap.
Adakah yang mengerti ucapan air mata ini?
0 komentar:
Posting Komentar