Senin, 28 Agustus 2017

Masih Kagum

ku tak peduli pada siapa kau benci
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau bersedih
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau bosan
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau nyaman
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau suka
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau sayang
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau bahagia
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau candu
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau cinta
aku tetap kagum padamu

ku tak peduli pada siapa kau rindu
aku tetap kagum padamu

ku tak pedulli pada siapa kau kagum
aku tetap kagum padamu

continue reading Masih Kagum

Kamis, 24 Agustus 2017

Malam Singkat

Terimakasih
untuk waktu singkat malam ini
terimakasih untuk mengijinkanku melihat wajahmu lebih dekat
sungguh wajah mu sangat menenangkan

Terimakasih
untuk waktu singkat malam ini
ku memang biasa tak terlihat namun ku bisa melihat
melihatmu
sunnguh ku tak ingin malam ini berakhir begitu cepat

Terimakasih
untuk waktu singkat malam ini
kau membuat jantungku begitu cepat berdetak

Terimaksih
untuk waktu singkat malam ini.
continue reading Malam Singkat

Senin, 21 Agustus 2017

Keluarga Bapak Kumis

Bah sudah lama kali tak menulis blog
lah iya kuan ini pan lagi pen nulis lagi yak etdah
wkwkwk entah mengapa gua lagi seneng banget dengan aksen Betawi dan Batak.
kali ini ku ingin sedikit bercerita tentang keluarga ku

Keluarga ini, ( saat ditulis tulisan ini ) semua anggotanya sedang berpencar, tapi gua sama kaka gua yang sulung tidak berpencar. Kita berada di tempat yang sama.

Keluarga Bapak Kumis ini lahir saat pelajaran seni budaya lebih tepetnya seni musik. di sana kita sedang berlatih untuk pengambilan nilai nyanyi per kelas pokoknya menampilak suatu pertunjukkan yang menggunakan alat musik dan lagunya itu wajib lagu daerah.

Saat itu kita duduk dibawah lesehan gitu, sebenernya sebutan Bapak Kumis itu bukan buat temen gua ini, tadinya. Sebutan itu untuk Bapak asli temen gua a.k.a anak sulung Bapak Kumis. Pada saat itu dia bercerita kalo adiknya yang asli memanggil bapaknya sendiri dengan sebutan Bapak Kumis, pertama kali denger ceritanya sih gua ngakak dua orang lainnya juga ketawa.

Nah tiba tiba banyolan mulai muncul muncul gajelas sampe kita ngakak ber-empatan, sampai akhirnya gua nyeplos 'nih Bapak Kumis' saat itu gua langsung pukul pahanya temen gua ini yang besar. Gua nyeplos gitu karena emang bener dia pantes di sebut Bapak Kumis soalnya selain badan dia yang besar seperti bapak - bapak dia juga berkumis. wkwkwk. dua orang lainnya pun setuju kalo orang ini dipanggil Bapak Kumis, bapak yang gapunya istri tapi punya anak wkwk. Kami pun sebagai anak belum tau ibu kami siapa-_-.

Sebenarnya semua orang yang gua ceritakan itu teman teman sekelas gua, ya kalian juga sudah bisa nebak dari awal gua bercerita.

temen temen yang bersedia untuk menemani gua lagi galau saat itu wkwkwk tapi ada temen gua yang satu gaikut karena gatau tuh dia nahan banget.

ya pokoknya begitu deh Keluarga Bapak Kumis itu ada. edisi kangen keluarga bapak kumis
SIAP PKL

continue reading Keluarga Bapak Kumis

Minggu, 06 November 2016

Kambing Hitam

Semua menjadi salah ku ketika semua orang menganggap bahwa aku yang membunuh seekor kelinci. Mereka melihat aku yang terakhir memegang kelinci itu dan menganggap aku pembunuhnya padahal aku berusaha menolong kelinci itu untuk tetap hidup. Mereka menganggap aku yang mencari kelinci itu untuk ku bunuh padahal kelinci itu yang menghampiriku meminta tolong. Mereka menganggap aku yang merencanakan sebuah pembunuhan kelinci kecil yang imut padahal aku merencanakan penyelamatan kelinci kecil itu agar tetap selamat. Seseorang akan menjadi seekor kambing hitam ketika semua perbuatannya dipandang sebelah mata dan tidak dipercayai serta dinilai positif oleh orang yang melihatnya. – rzxysp (2016)
continue reading Kambing Hitam

Kamis, 08 September 2016

Kemana Perginya?

Hiduplah setangkai Mawar yang sangat elok di sebuah padang yang luas. Suatu pagi bertemulah Angin dengan bunga Mawar, mereka sangat canggung untuk berbicara bahkan saling menyapa mereka hanya saling mengetahui. Suatu hari sang Angin mulai berkenalan dengan sang Mawar. Mereka pun mulai bermain dan tumbuh bersama. Mereka hidup dengan riang gembira penuh canda tawa. Mereka sudah sangat dekat dan saling melengkapi satu sama lain.


Suatu saat mereka memperdebatkan mengenai dari mana asal semut berjalan, akibat dari perdebatan tersebut mereka saling acuh satu sama lain, tidak pernah bermain bahkan untuk saling menyapa. Hingga suatu hari sang Mawar tersadar bahwa Ia sudah memperdebatkan hal kecil yang menurutnya kurang penting, sang Mawar merasa bahwa mereka harus saling bermaafan, lain halnya dengan sang Angin yang sudah sangat tidak peduli bahkan merasa tidak membutuhkan Mawar. Mawar mencoba untuk menyapa Angin agar suasana diantara mereka lebih baik tetapi tidak membuahkan hasil sang Angin masih acuh terhadapnya. Samapi suatu pagi Sang Mawar terbangun dari tidur nyenyaknya, Ia melihat sang Angin yang sudah tidak ada disana dan berkata  “Lantas kemanakah perginya Angin Sahabatku?”
continue reading Kemana Perginya?

Rabu, 06 April 2016

Teguran Vania

Vania adalah anaknya tetangga aku. Dia bukan tinggal didaerah tempat tinggalku sebelumnya, tetapi beberapa bulan yang lalu sekitar awal tahun dia dan keluarga pindah ke daerah rumah aku. Senangnya ada anak kecil baru di daerah rumah, selain Abel, Azka, Zifana, dan Adel yang sudah mulai tumbuh besar. Mereka suka banget main dirumah dan biasanya kalo hari libur pagi pagi mereka sudah ramai didepan rumah. Entah kenapa keluargaku suka banget sama anak kecil dulu Abel dari masih kecil, dari aku yang bisa gendong dia sampe sekarang aku udah ga bisa gendng dia karena badannya yang besar emm endut wkwk maapin wiwi ya bel.

Sekarang tambah Vania, anak perempuan yang masih berumur 1 tahun. Dari awal aku lihat dia, tertarik banget sama matanya yaampun matanya nge gemesin banget dan kalo dia senyum pasti manis banget. Dia pindah ke daerah rumah, belum bisa jalan, sekarang dia udah bisa jalan dengan lancer, dan sekarang udah mulai belajar berbicara apa aja yang kita omongin pasti diikutin makanya harus hati hati banget kalo lagi bicara didepan dia. Oiya dia sangat aktif.

Pada malam itu Vania lagi main dirumah, semua tempat dirumah pasti di kunjungi kecuali dapur dan kamar mandi yang pintunya selalu ditutup karena ibu takut nanti dia nyenggol barang barang yang terbuat dari kaca, trus pecah nanti kena dia dia juga, kan kasihan. Dia suka banget main dikasur nanti dia bobo lah jatohin dirinya lah guling gulingan pernah sampe  kejedot dan diakhiri dengan menangis. Ketika aku selesai sholat maghrib aku bermain dengan Vania menunggu sampai adzan isya. Beberapa saat berlalu, bermain dengan Vania memang asik dan tak kenal waktu. Kemudian, terdengar kumandang adzan isya. Mengejutkan! Ketika Vania denger suara adzan isya ia langsung mengambil sarung dan kopiah adik aku yang biasanya disimpan di lengan sofa agar mudah di ambil saat adik ingin sholat jama’ah di mushola deket rumah. Vania langsung pakai sarungnya sekenanya, dan memakaikan kopiahnya di kepalanya, Vania langsung sujud dan mengatakan ‘allohu aba’. Hati ku terasa tersambar ketika melihat seorang anak kecil yang langsung sujud ketika mendengar suara adzan rasanya tuh berasa malu banget yang biasanya masih suka sholat di akhir waktu. Teguran Vania menusuk hati dimana kita sebagai umat muslim harus memgutamakan dan menyegerakan sholat.

*lagi belajar bahasa Indonesia yang baku ceritanya hehe

  
continue reading Teguran Vania

Kamis, 24 Maret 2016

Kilas Puisi

Khayalan
Hanya sebuah khayalan
Kubisa bersama denganmu
Berbicara denganmu
Belajar bersama denganmu
Tertawa bahagia denganmu
Bahkan duka bersamamu
Itu hanya sebuah khayalan

Hanya dalam khayalan
Kita bak permen karet yang lengket
Bak ibu yang saling mengasihi
Bak kakak yang selalu menjaga
Bak sahabat yang megalami manis dan pahit bersama
Bak guru yang selalu mengajarkan

Dan kini ku tahu,
Semua itu hanya ada dalam lingkaran tidak nyata

Itu hanya sebuah khayalan.
continue reading Kilas Puisi